Skip to content
KAHMI Sulsel
MW KAHMI Sulsel

  • Home
  • Tentang
    • Tentang Website
  • Sejarah KAHMI
  • AD/ART KAHMI
  • Struktur Pengurus
  • Opini
  • Hubungi Kami
KAHMI Sulsel
MW KAHMI Sulsel

 

Makna Filosofis dan Spiritual Ibadah Kurban: Integrasi Antara Ketaatan Ritual dan Etika Sosial

Tim Redaksi Tim Redaksi, 16 Juni 2024

Oleh : Munawir K.

Idul Adha, atau Hari Raya Kurban, adalah salah satu momen paling penting dalam kalender Islam, di mana umat Muslim di seluruh dunia merayakan kesediaan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya Ismail AS sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Ibadah ini memiliki makna yang sangat mendalam yang mencakup berbagai aspek kehidupan umat Islam. Berikut adalah uraian yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai tiga makna utama dalam berkurban:

1. Waktu yang Tepat untuk Berbagi

Berkurban mengajarkan umat Islam tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengingat dan membantu mereka yang kurang beruntung.

Berbagi dalam bentuk kurban ini adalah bentuk nyata dari sedekah yang memiliki nilai ibadah tinggi.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hajj ayat 28:
“لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ”

“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”

Rasulullah SAW juga bersabda:
“مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ” (رواه البخاري ومسلم)

“Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyebutkan:
“السخاء والعطاء لوجه الله من أعظم القربات، والتقرب بها عند الله من أفضل الطاعات.”

“Kedermawanan dan memberi untuk Allah adalah salah satu ibadah yang paling mulia, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan hal itu adalah salah satu ketaatan yang terbaik.”

Berkurban adalah manifestasi nyata dari prinsip solidaritas sosial dalam Islam. Melalui kurban, umat Islam tidak hanya berbagi rezeki tetapi juga menyampaikan pesan kasih sayang dan perhatian terhadap kesejahteraan sesama.

BACA:  Analisis Holistik dan Komprehensif Menelusuri Tanda-Tanda Haji Mabrur

Dalam praktiknya, berkurban dapat dilakukan secara online melalui berbagai platform terpercaya seperti BAZNAS, yang menjamin distribusi daging kurban kepada yang benar-benar membutuhkan.

2. Menyucikan Harta

Berkurban memiliki dimensi spiritual yang mendalam, di mana umat Islam diajak untuk membersihkan hartanya. Dalam Islam, harta yang diperoleh dari cara yang halal dan dibelanjakan di jalan Allah akan membawa berkah dan ketenangan jiwa.

Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 103:
“خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ”

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Rasulullah SAW bersabda:
“ما نقصت صدقة من مال، وما زاد الله عبداً بعفوٍ إلا عزاً، وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله” (رواه مسلم)

“Harta tidak akan berkurang karena sedekah, dan Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena memberi maaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Al-Wabil Ash-Shayyib berkata:
“الصدقة تطفئ غضب الرب، وتدفع ميتة السوء، وتقي مصارع السوء.”

“Sedekah memadamkan murka Allah, mencegah kematian yang buruk, dan melindungi dari tempat-tempat buruk.”

Berkurban mengajarkan umat Islam untuk tidak hanya fokus pada aspek material tetapi juga spiritual. Dengan berkurban, kita membersihkan harta kita dari sifat-sifat tercela dan menjadikannya berkah.

Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengedepankan kebersihan hati dan keikhlasan dalam beramal. Dengan menyucikan harta melalui kurban, umat Islam menghilangkan sifat-sifat buruk seperti kikir dan dengki, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

BACA:  Waktu: Anugerah Yang Tak Tergantikan Menurut Islam

3. Sebagai Pertolongan di Hari Akhir

Dimensi eskatologis dari kurban menekankan pentingnya amal baik sebagai persiapan menghadapi hari akhir. Ibadah kurban dipercaya akan memberikan syafaat dan menjadi saksi atas amal perbuatan seseorang di hari kiamat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Kawthar ayat 2:
“فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ”

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”

Rasulullah SAW bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا، وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الْأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا” (رواه الترمذي)

“Tidak ada amalan yang dilakukan manusia pada hari raya kurban yang lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya darah kurban itu akan sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Tirmidzi)

Ibnu Abbas RA berkata:
مَا أُنْفِقَتِ النَّفَقَةُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَإِنَّهَا مَحْفُوظَةٌ لِصَاحِبِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ”

“Apa saja yang dibelanjakan di jalan Allah Azza wa Jalla, maka itu akan disimpan untuk pemiliknya sampai hari kiamat.”

Pemahaman bahwa kurban akan memberikan pertolongan di hari akhir memberikan motivasi spiritual yang kuat bagi umat Islam.

Hewan kurban yang menjadi saksi dan memberikan syafaat pada hari kiamat mengingatkan kita akan pentingnya amal baik dan keikhlasan. Ini mengajarkan kita untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian dengan memperbanyak amal saleh.

Kesimpulan

Berkurban memiliki makna yang sangat luas dan mendalam dalam ajaran Islam. Dengan berkurban, umat Islam diajak untuk:

1. Berbagi Rezeki:

Berkurban adalah manifestasi nyata dari prinsip solidaritas sosial dalam Islam. Melalui kurban, umat Islam tidak hanya berbagi rezeki tetapi juga menyampaikan pesan kasih sayang dan perhatian terhadap kesejahteraan sesama.

BACA:  Krisis Eksekusi Hukum dan Ancaman Runtuhnya Kepercayaan Publik

Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam Surat Al-Hajj ayat 28 yang mendorong umat Islam untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

2. Menyucikan Harta:

Berkurban memiliki dimensi spiritual yang mengajak umat Islam untuk membersihkan hartanya. Harta yang diperoleh dari cara yang halal dan dibelanjakan di jalan Allah akan membawa berkah dan ketenangan jiwa.

Ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 103 dan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa harta tidak akan berkurang karena sedekah, melainkan akan membawa keberkahan dan ketinggian derajat di sisi Allah.

3. Mempersiapkan Bekal untuk Kehidupan Akhirat:

Pemahaman bahwa kurban akan memberikan pertolongan di hari akhir memberikan motivasi spiritual yang kuat bagi umat Islam.

Hewan kurban yang menjadi saksi dan memberikan syafaat pada hari kiamat mengingatkan kita akan pentingnya amal baik dan keikhlasan.

Ini ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah pada hari raya kurban selain menyembelih hewan kurban.

Pemahaman yang mendalam tentang makna-makna ini, didukung oleh dalil-dalil Al-Qur’an, hadits Nabi, serta qaul sahabat dan ulama, membantu umat Islam melaksanakan ibadah kurban dengan penuh keikhlasan dan kesadaran spiritual yang tinggi.

Melalui berkurban, kita tidak hanya meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat. [*]

Jangan Lewatkan:

Silaturahmi, Kunci Harmoni dan Keberkahan Hidup

Dengki, Penyakit Hati yang Menghancurkan Kebaikan dan Keharmonisan

Prasangka Buruk: Perusak Hubungan dan Harmonisasi

Menyoal Fenomena Klaim Identitas: Katanya Sih Kader HMI

INFORMASI TERBARU

  • Raker Perdana MR KAHMI UINAM di kawasan wisata Pantai Tanjung Bayang, Makassar, pada Minggu (26/10/2025).
    Berita

    KAHMI UINAM Gelar Raker Perdana di Tanjung Bayang, Rumuskan Enam Agenda Strategis

  • Otonomi di Indonesia
    Opini

    Opini Ni’matullah: Menggagas Otonomi Provinsi

  • Ilustrasi Guru Besar Profesor (The Conversation Indonesia)
    Berita

    Alhamdulillah! Tiga Lagi Warga KAHMI Sulsel Bakal Dikukuhkan Jadi Guru Besar

  • Ilustrasi Otonomi Daerah
    Berita

    KAHMI se-Sulawesi Usul Reposisi Otonomi Daerah ke Level Provinsi

  • Ilustrasi Pemilu
    Berita

    KAHMI se-Sulawesi Desak Evaluasi Menyeluruh Sistem Pemilu

ARTIKEL POPULER

  • Rumaisha Hasan
    BeritaForhati

    Breaking News: dr Rumaisha Hasan Pimpin Presidium FORHATI Sulsel Periode 2022-2027

  • Artikel

    KAHMI Sulsel dan Makassar Kolaborasi, Bakal Peringati Bersama Puncak Milad KAHMI ke-58

  • Calon Presidium Forhati Sulsel 2022-2027
    BeritaForhati

    Inilah 6 Kandidat Jelang Pemilihan Presidium FORHATI Sulsel

  • Suasana MUSDA MD KAHMI Luwu Timur
    BeritaDaerahKahmisiana

    Terpilih Aklamasi, Ramadhan Pirade Pimpin MD KAHMI Luwu Timur

  • Mubyl Handaling
    BeritaNasional

    Kabar Duka! Mantan Ketua KAHMI Sulsel Mubyl Handaling Tutup Usia

RSS KABAR FORHATI SULSEL

  • FORHATI Sulsel Matangkan Program Desa Piloting di Timbuseng Gowa
  • FORHATI Sulsel Gelar Rapat Presidium, Bahas Sosialisasi Pedoman Dasar Baru dan Pemantapan Program Kerja
  • Suryanarni Sultan Ditetapkan Sebagai Koordinator MW FORHATI Sulsel Tahun Ketiga Periode 2022–2027
  • Eratkan Silaturahmi, Pengurus FORHATI Sulsel Hadiri Buka Puasa KAHMI dan Forhati Makassar
  • Forhati Sulsel Perkuat Gerakan Perempuan, Fokus pada Isu Stunting dan Hak Perempuan

RSS OPINI TERBARU

  • Opini Ni’matullah: Menggagas Otonomi Provinsi
  • HMI, Islam, dan Ke-Indonesia-an
  • Tenggelam di Telaga HMI, Menemukan Diri dalam Pergerakan
  • Mozaik Insan Cita: Manifesto KAHMI Sulawesi Selatan untuk Indonesia
  • Silaturahmi Regional KAHMI, Momentum Kebangkitan dan Kolaborasi

KAHMISULSEL.OR.ID

Website ini dikelola oleh Lembaga Penerbitan dan Media Digital (LPMD) MW KAHMI SULSEL
Kantor Redaksi: Jln. Toddopuli VII/26, Borong, Kec. Manggala Kota Makassar – Sulawesi Selatan
E-mail : redaksikahmisulsel@gmail.com
Telp/WA: 0811-4455-212 (Abudhar)

DISCLAIMER
Diperbolehkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi pemberitaan di website ini dengan menyertakan kredit ke LPMD MW KAHMI Sulsel.
©2025 MW KAHMI Sulsel