Skip to content
KAHMI Sulsel
MW KAHMI Sulsel

  • Home
  • Tentang
    • Tentang Website
  • Sejarah KAHMI
  • AD/ART KAHMI
  • Struktur Pengurus
  • Opini
  • Hubungi Kami
KAHMI Sulsel
MW KAHMI Sulsel

 

KAHMI se-Sulawesi Usul Reposisi Otonomi Daerah ke Level Provinsi

Tim Redaksi Tim Redaksi, 11 Oktober 2025

KAHMISULSEL.OR.ID — Keluarga Besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) se-Sulawesi menyerukan perlunya reposisi kebijakan otonomi daerah agar pelaksanaannya lebih efektif, terukur, dan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat di tingkat wilayah.

Gagasan itu menjadi salah satu pokok penting dalam naskah pernyataan sikap bertajuk “Sulawesi Menggugat: Gerakan Moral dan Intelektual dari Timur untuk Indonesia”, yang dibacakan oleh Asri Tadda, delegasi Majelis Wilayah KAHMI Sulawesi Selatan, pada penutupan Silaturahmi Regional (Silatreg) KAHMI se-Sulawesi, Sabtu (11/10/2025), di Baruga Anging Mammiri Rumah Jabatan Wali Kota Makassar.

Forum dua hari tersebut dihadiri oleh enam Majelis Wilayah dan 68 Majelis Daerah KAHMI se-Sulawesi, serta sejumlah tokoh nasional, termasuk Menteri Kehutanan Raja Juli Antony, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI sekaligus Ketua Komisi II DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda, dan Koordinator Presidium MW KAHMI Sulsel Ni’matullah.

Tersandera Politik Lokal

Dalam butir keenam naskah Sulawesi Menggugat, KAHMI menilai bahwa pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia selama dua dekade terakhir masih belum sepenuhnya mencapai tujuannya.

BACA:  Forum Guru Besar Insan Cita Desak Presiden Tegakkan Hukum dan Reformasi Kabinet

Banyak daerah yang justru tersandera oleh dinamika politik lokal, lemahnya kapasitas fiskal, dan keterbatasan ekonomi wilayah.

“Desentralisasi sejati berarti kepercayaan kepada daerah untuk mengelola potensi dan masa depannya. Namun, meletakkan otonomi pada tingkat kabupaten/kota sering kali kontraproduktif dengan tujuan peningkatan kesejahteraan daerah,” tegas Asri Tadda saat membacakan naskah tersebut.

KAHMI menilai, struktur otonomi saat ini membuat banyak kabupaten/kota tidak memiliki kemampuan skala ekonomi dan fiskal yang memadai untuk mendorong pertumbuhan wilayah.

Akibatnya, desentralisasi yang seharusnya memperkuat daerah justru menghasilkan ketimpangan antarwilayah dan pemborosan birokrasi.

Silatreg KAHMI se-Sulawesi1

Reposisi Otonomi ke Level Provinsi

Sebagai solusi, KAHMI se-Sulawesi mengusulkan reposisi otonomi daerah secara selektif di tingkat provinsi, menyesuaikan dengan karakteristik dan kapasitas urusan konkuren di masing-masing wilayah.

“Kami menilai otonomi daerah perlu diletakkan pada level provinsi agar lebih efektif, efisien, dan berdampak luas bagi kesejahteraan rakyat,” tulis pernyataan tersebut.

KAHMI menegaskan, reposisi ini bukan langkah mundur dari semangat desentralisasi, melainkan penyempurnaan tata kelola pemerintahan daerah agar tidak terjebak pada fragmentasi kewenangan dan ego sektoral antar kabupaten/kota.

BACA:  KAHMI se-Sulawesi: Program MBG Tanggung Jawab Negara, Tidak Boleh Jadi Proyek

Menurut mereka, provinsi memiliki skala ekonomi dan daya dukung kelembagaan yang lebih memadai untuk mengintegrasikan pembangunan lintas kabupaten/kota dan mengoptimalkan potensi regional seperti sumber daya alam, pendidikan, energi, dan infrastruktur.

Reformasi Otonomi Daerah

KAHMI se-Sulawesi juga mendorong agar pemerintah pusat dan DPR melakukan revisi undang-undang pemerintahan daerah dengan mempertimbangkan evaluasi empiris pelaksanaan otonomi di berbagai provinsi.

“Reposisi otonomi bukan soal pembagian kekuasaan, tetapi soal efektivitas pelayanan publik dan pemerataan pembangunan,” ujar Asri Tadda.

Mereka menilai, evaluasi total terhadap kebijakan desentralisasi harus dilakukan dengan melibatkan perguruan tinggi, lembaga riset, dan organisasi masyarakat sipil, agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar berbasis data dan kebutuhan nyata daerah, bukan kompromi politik.

Melalui “Sulawesi Menggugat”, KAHMI menempatkan isu otonomi daerah dalam konteks gerakan moral dan intelektual — bukan sekadar teknokratisasi administrasi pemerintahan.

Bagi mereka, desentralisasi sejati adalah keberanian memberi kepercayaan kepada daerah untuk berinovasi dan mandiri, bukan menambah lapisan birokrasi.

BACA:  FORHATI Sulsel Siapkan Desa Piloting Pertama di Timbuseng Kabupaten Gowa

“Kekuasaan harus dikembalikan menjadi sarana pengabdian, dan keadilan sosial adalah tugas bersama yang harus diwujudkan,” tegas pernyataan itu.

Silaturahmi Regional KAHMI se-Sulawesi 2025 menjadi momentum penting bagi lahirnya gagasan strategis dari Timur Indonesia.

Dari Tanah Sulawesi — tanah pejuang dan tanah ilmu — KAHMI menyerukan agar desentralisasi di Indonesia tidak hanya menjadi jargon politik, tetapi menjadi instrumen nyata pemerataan kesejahteraan dan keadilan sosial.

“Dari Timur Indonesia, kami menyalakan kembali cahaya kesadaran nasional yang mengingatkan, menggugah, dan menggerakkan,” tutup naskah Sulawesi Menggugat. (*)

Jangan Lewatkan:

Deklarasikan “Sulawesi Menggugat”, KAHMI Desak Pemberantasan Korupsi Tanpa Pandang Bulu

Sulawesi Menggugat: Seruan Moral dan Intelektual KAHMI untuk Perbaikan Bangsa

KAHMI Sulsel Luncurkan Tim SARC, Perkuat Aksi Sosial dan Kemanusiaan

Kisruh SPMB Sulsel: Gagal Membangun Sistem, Gagal Mencetak SDM Unggul?

INFORMASI TERBARU

  • Raker Perdana MR KAHMI UINAM di kawasan wisata Pantai Tanjung Bayang, Makassar, pada Minggu (26/10/2025).
    Berita

    KAHMI UINAM Gelar Raker Perdana di Tanjung Bayang, Rumuskan Enam Agenda Strategis

  • Otonomi di Indonesia
    Opini

    Opini Ni’matullah: Menggagas Otonomi Provinsi

  • Ilustrasi Guru Besar Profesor (The Conversation Indonesia)
    Berita

    Alhamdulillah! Tiga Lagi Warga KAHMI Sulsel Bakal Dikukuhkan Jadi Guru Besar

  • Ilustrasi Otonomi Daerah
    Berita

    KAHMI se-Sulawesi Usul Reposisi Otonomi Daerah ke Level Provinsi

  • Ilustrasi Pemilu
    Berita

    KAHMI se-Sulawesi Desak Evaluasi Menyeluruh Sistem Pemilu

ARTIKEL POPULER

  • Rumaisha Hasan
    BeritaForhati

    Breaking News: dr Rumaisha Hasan Pimpin Presidium FORHATI Sulsel Periode 2022-2027

  • Artikel

    KAHMI Sulsel dan Makassar Kolaborasi, Bakal Peringati Bersama Puncak Milad KAHMI ke-58

  • Calon Presidium Forhati Sulsel 2022-2027
    BeritaForhati

    Inilah 6 Kandidat Jelang Pemilihan Presidium FORHATI Sulsel

  • Suasana MUSDA MD KAHMI Luwu Timur
    BeritaDaerahKahmisiana

    Terpilih Aklamasi, Ramadhan Pirade Pimpin MD KAHMI Luwu Timur

  • Mubyl Handaling
    BeritaNasional

    Kabar Duka! Mantan Ketua KAHMI Sulsel Mubyl Handaling Tutup Usia

RSS KABAR FORHATI SULSEL

  • FORHATI Sulsel Matangkan Program Desa Piloting di Timbuseng Gowa
  • FORHATI Sulsel Gelar Rapat Presidium, Bahas Sosialisasi Pedoman Dasar Baru dan Pemantapan Program Kerja
  • Suryanarni Sultan Ditetapkan Sebagai Koordinator MW FORHATI Sulsel Tahun Ketiga Periode 2022–2027
  • Eratkan Silaturahmi, Pengurus FORHATI Sulsel Hadiri Buka Puasa KAHMI dan Forhati Makassar
  • Forhati Sulsel Perkuat Gerakan Perempuan, Fokus pada Isu Stunting dan Hak Perempuan

RSS OPINI TERBARU

  • Opini Ni’matullah: Menggagas Otonomi Provinsi
  • HMI, Islam, dan Ke-Indonesia-an
  • Tenggelam di Telaga HMI, Menemukan Diri dalam Pergerakan
  • Mozaik Insan Cita: Manifesto KAHMI Sulawesi Selatan untuk Indonesia
  • Silaturahmi Regional KAHMI, Momentum Kebangkitan dan Kolaborasi

KAHMISULSEL.OR.ID

Website ini dikelola oleh Lembaga Penerbitan dan Media Digital (LPMD) MW KAHMI SULSEL
Kantor Redaksi: Jln. Toddopuli VII/26, Borong, Kec. Manggala Kota Makassar – Sulawesi Selatan
E-mail : redaksikahmisulsel@gmail.com
Telp/WA: 0811-4455-212 (Abudhar)

DISCLAIMER
Diperbolehkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi pemberitaan di website ini dengan menyertakan kredit ke LPMD MW KAHMI Sulsel.
©2025 MW KAHMI Sulsel