Skip to content
KAHMI Sulsel
MW KAHMI Sulsel

  • Home
  • Tentang
    • Tentang Website
  • Sejarah KAHMI
  • Struktur Pengurus
  • Forhati
  • Opini
  • Hubungi Kami
KAHMI Sulsel
MW KAHMI Sulsel

 

Dengki, Penyakit Hati yang Menghancurkan Kebaikan dan Keharmonisan

Tim Redaksi Tim Redaksi, 4 Juli 2024

Oleh: Munawir K

Dengki atau Hasad adalah perasaan tidak senang atau iri hati terhadap kenikmatan atau keberuntungan yang dimiliki orang lain, serta keinginan agar kenikmatan tersebut hilang dari orang tersebut. Hasad adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam Islam.

Dengki atau hasad adalah perasaan negatif yang mendalam, yang tidak hanya menginginkan kenikmatan orang lain hilang tetapi juga berharap kenikmatan tersebut berpindah kepadanya.

Hasad adalah penyakit hati yang harus dijauhi karena dapat merusak hubungan antar manusia dan menghancurkan amal kebaikan seseorang.

Islam mengajarkan untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan untuk mendoakan kebaikan bagi orang lain, bukan sebaliknya.

Untuk memahami lebih dalam, kita perlu melihat akar kata dari bahasa Arab yang membentuk kata ini.

Makna Hasad Berdasarkan Akar Kata bahasa Arab

Hasad terdiri dari tiga huruf akar: ح (ha), س (sin), dan د (dal).

Akar kata ini memberikan makna dasar yang penting untuk memahami istilah tersebut.

1. ح (Ha):
Huruf ini sering kali menunjukkan sesuatu yang bersifat emosional dan mendalam. Dalam konteks hasad, ini merepresentasikan perasaan yang kuat dan membara di dalam hati.

2.س (Sin):
Huruf ini menyiratkan pergerakan atau perubahan. Ini menunjukkan bahwa perasaan hasad tidak statis; perasaan ini terus berkembang dan mempengaruhi pikiran serta tindakan seseorang.

3.د (Dal):
Huruf ini menandakan kedalaman atau intensitas. Dalam hasad, perasaan dengki ini tidak dangkal tetapi sangat mendalam dan intens.

Definisi Istilah

Dalam konteks syariat, hasad dapat diartikan sebagai berikut:
“تَمَنِّي زَوَالِ نِعْمَةِ الْمَحْسُودِ وَحُصُولِهَا لِلْحَاسِدِ”
“Tamanni zawāl ni’mat al-maḥsūd wa ḥuṣūlihā lil-ḥāsid”

Artinya: “Keinginan agar nikmat yang dimiliki oleh orang yang didengki hilang dan berpindah kepada orang yang hasad.”

Hasad adalah perasaan di mana seseorang menginginkan agar kenikmatan atau kelebihan yang dimiliki oleh orang lain hilang atau berpindah kepada dirinya.

Allah SWT. berfirman:
“أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ””
(Am yaḥsudūn an-nāsa ‘alā mā ātāhumullāhu min faḍlih)

Artinya: “Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad dan pengikutnya) karena karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka?” (QS. An-Nisa’: 54)

Ayat ini menunjukkan bahwa hasad adalah perilaku yang tidak disukai oleh Allah dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Rasulullah SAW. bersabda:

“إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ”

(Iyyākum wal-ḥasad, fa-inna al-ḥasada ya’kulu al-ḥasanāt kamā ta’kulu an-nāru al-ḥaṭab).

Artinya: “Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud).

BACA:  Waktu: Anugerah Yang Tak Tergantikan Menurut Islam

Hadits ini menggambarkan bahaya dari sifat hasad yang bisa merusak amal kebaikan seseorang.

Penyebab Hasad

1. Kebencian dan Permusuhan:

Hasad sering kali muncul dari kebencian atau permusuhan terhadap orang lain.

Allah SWT berfirman:

“وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا”

“Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

2. Ambisi dan Keserakahan:

Keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain bisa memicu hasad.

“وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا”

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’: 32)

3. Kurangnya Keimanan:

Ketidakmampuan untuk bersyukur dan menerima ketentuan Allah dapat menimbulkan hasad.

Allah SWT berfirman:

“وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا”

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’: 32)

4. Pengaruh Lingkungan:

Lingkungan sosial yang tidak sehat dapat mempengaruhi seseorang untuk merasa iri dan dengki.

“إِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ”

“Dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

Ciri-Ciri Hasad

1. Merasa Tidak Senang:

Tidak merasa senang ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat.

“…وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ”

“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)

2. Membicarakan Keburukan:

Sering kali membicarakan keburukan atau kekurangan orang yang ia dengki.

Rasulullah SAW bersabda:

“لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا”

“Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

BACA:  Munas KAHMI XI di Kota Palu: Momentum Kader dan Alumni HMI Menjadi Pelopor Pemimpin Berkarakter Membangun Negeri

3. Menghindari Kebaikan:

Menghindari memberikan pujian atau pengakuan terhadap kebaikan orang lain.

“وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ”

“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)

4. Tindakan Sabotase:

Berusaha untuk menghalangi atau merusak kenikmatan yang dimiliki orang lain.

“إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ”

“Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

Efek dan Bahaya Hasad

Efek Individu

1. Kehilangan Kedamaian

Hati menjadi tidak tenang dan selalu gelisah.
Ibnu Umar berkata: “Demi Allah, sungguh saya sangat tidak suka terhadap hati yang penuh dengan hasad.”

2. Menghilangkan Amal Kebaikan:

Hasad dapat menghapus pahala kebaikan yang telah dilakukan.

“إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ”

“Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

3. Jiwa yang Terpenjara

Hidup dalam hasad berarti hidup dalam kebencian dan ketidakpuasan.

Rasulullah SAW bersabda:

“لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا”

“Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

Efek Sosial

1. Memecah Belah:

Hasad bisa menyebabkan perselisihan dan perpecahan dalam komunitas atau jamaah.

“وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا”

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’: 32)

2. Menurunkan Solidaritas:

Menurunnya rasa saling percaya dan solidaritas antar anggota masyarakat.

Rasulullah SAW bersabda:

“لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا”

“Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

3. Merusak Keharmonisan:

Lingkungan yang dipenuhi hasad akan kehilangan keharmonisan dan kedamaian.
“وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ”
“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)

BACA:  Bayangkan Muka Walid; Kultus Personal dan Manipulasi Ritual

Solusi Mengatasi Hasad (Penyakit Dengki)

1. Meningkatkan Keimanan:

Memperkuat iman dan takwa kepada Allah SWT.

“إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ”

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

2. Bersyukur:

Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

“وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ”

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim: 7)

3. Memperbanyak Berdoa

Berdoa agar dijauhkan dari sifat hasad dan iri hati.

Rasulullah SAW bersabda: “يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ”

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)

4. Mengembangkan Empati:

Meningkatkan empati dan rasa kasih sayang terhadap sesama.

“وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ”

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)

5. Menghindari Lingkungan Negatif:

Menghindari lingkungan yang bisa memicu perasaan hasad.

Rasulullah SAW bersabda:

“الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ”

“Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud)

Kesimpulan

Hasad adalah penyakit hati yang berbahaya, baik bagi individu maupun masyarakat. Dalam menghadapi hasad, kita harus selalu meningkatkan keimanan, bersyukur, dan menjaga hati dari perasaan negatif.

Dengan memahami dan mengatasi hasad, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kedamaian sesuai dengan ajaran Islam.

Mengambil langkah-langkah praktis dan berpegang teguh pada dalil-dalil Al-Qur’an, hadits, dan nasihat ulama akan membantu kita membersihkan hati dari penyakit ini dan menjalani kehidupan yang lebih baik. [*]

Jangan Lewatkan:

Penyebab Kesombongan, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Mengurai Tantangan Dakwah di Era Transisi (Refleksi Menyambut 1 Muharram 1446 H)

Spiritualitas Haji: Membangun Kesabaran dan Solidaritas Sosial

Analisis Holistik dan Komprehensif Menelusuri Tanda-Tanda Haji Mabrur

INFORMASI TERBARU

  • Prof. Mustari Mustafa, Presidium Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Sulsel
    Artikel

    Presidium KAHMI Sulsel Prof. Mustari: Korupsi Adalah Pengkhianatan terhadap Bangsa

  • Ilustrasi SPMB Sulsel
    Berita

    Kisruh SPMB Sulsel: Gagal Membangun Sistem, Gagal Mencetak SDM Unggul?

  • Buku Antologi KAHMI Sulsel
    Berita

    KAHMI Sulsel Undang Kader Berkontribusi dalam Buku Antologi Menakar Prospek Sulawesi Selatan dan Indonesia

  • Ilustrasi Produk Makanan
    Artikel

    Terungkap! Produk Mengandung Babi Bersertifikat Halal, Ini Imbauan untuk Umat Muslim

  • Anas Urbaningrum saat menjadi narasumber pada Intermediate Training (LK-II) Tingkat Nasional HMI yang digelar HMI Cabang Parepare, di Kota Parepare, Sulsel, Kamis (22/5/2025).
    Berita

    Anas Urbaningrum dan Fahri Bachmid Tekankan Peran Strategis Kader HMI dalam Menjawab Tantangan Kebangsaan

ARTIKEL POPULER

  • Rumaisha Hasan
    BeritaForhati

    Breaking News: dr Rumaisha Hasan Pimpin Presidium FORHATI Sulsel Periode 2022-2027

  • Artikel

    KAHMI Sulsel dan Makassar Kolaborasi, Bakal Peringati Bersama Puncak Milad KAHMI ke-58

  • Calon Presidium Forhati Sulsel 2022-2027
    BeritaForhati

    Inilah 6 Kandidat Jelang Pemilihan Presidium FORHATI Sulsel

  • Suasana MUSDA MD KAHMI Luwu Timur
    BeritaDaerahKahmisiana

    Terpilih Aklamasi, Ramadhan Pirade Pimpin MD KAHMI Luwu Timur

  • Mubyl Handaling
    BeritaNasional

    Kabar Duka! Mantan Ketua KAHMI Sulsel Mubyl Handaling Tutup Usia

RSS KABAR FORHATI SULSEL

  • FORHATI Sulsel Gelar Rapat Presidium, Bahas Sosialisasi Pedoman Dasar Baru dan Pemantapan Program Kerja
  • Suryanarni Sultan Ditetapkan Sebagai Koordinator MW FORHATI Sulsel Tahun Ketiga Periode 2022–2027
  • Eratkan Silaturahmi, Pengurus FORHATI Sulsel Hadiri Buka Puasa KAHMI dan Forhati Makassar
  • Forhati Sulsel Perkuat Gerakan Perempuan, Fokus pada Isu Stunting dan Hak Perempuan
  • Forhati Sulsel Gelar Halal Bihalal dan Peringatan Hari Kartini, Beri Penghargaan untuk Tokoh Perempuan

RSS OPINI TERBARU

  • Bayangkan Muka Walid; Kultus Personal dan Manipulasi Ritual
  • Prasangka Buruk: Perusak Hubungan dan Harmonisasi
  • Mengurai Tantangan Dakwah di Era Transisi (Refleksi Menyambut 1 Muharram 1446 H)
  • Penyebab Kesombongan, Bahaya dan Cara Mengatasinya
  • Dengki, Penyakit Hati yang Menghancurkan Kebaikan dan Keharmonisan

MW KAHMI Sulsel

Website ini dikelola oleh Lembaga Penerbitan dan Media Digital (LPMD) MW KAHMI SULSEL
Kantor Redaksi: Jln. Toddopuli VII/26, Borong, Kec. Manggala Kota Makassar – Sulawesi Selatan
E-mail : redaksikahmisulsel@gmail.com
Telp/WA: 0811-4455-212 (Abudhar)

DISCLAIMER
Diperbolehkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi pemberitaan di website ini dengan menyertakan kredit ke LPMD MW KAHMI Sulsel.
©2025 LPMD MW KAHMI Sulsel